Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Daerah Sulawesi

Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Daerah Sulawesi – Upacara adat Sulawesi Selatan menarik banget togel singapore untuk diketahui. Sebagai negara yang kaya akan suku dan budaya, setiap daerah di Indonesia memiliki beragam adat istiadat yang masih dipegang teguh sampai saat ini. Termasuk daerah Sulawesi Selatan yang juga memiliki ragam tradisi menarik. Upacara adat kerap diselenggarakan untuk memperingati peristiwa tertentu dalam masyarakat. Berbagai upacara ini memiliki maknanya tersendiri, serta dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula. Jika ingin tahu lebih dalam, kamu bisa banget nih mengulik beberapa upacara adat Sulawesi Selatan yang menarik untuk disimak seperti di bawah ini.

Sulawesi Selatan memiliki beragam kearifan lokal. Contoh kearifan lokal Sulawesi Selatan telah dirangkum di bawah ini. Kearifan lokal merupakan kebudayaan suatu daerah atau tempat, yang masyarakatnya memiliki kebiasaan atau adat istiadat. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun, diakui, dan dilaksanakan sebagai sebuah tradisi. Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah yang masih sangat kental dengan kearifan lokalnya. Terlebih lagi, Sulawesi Selatan memiliki beragam suku atau etnis besar yakni Makassar, Bugis, Toraja, dan juga Mandar yang saat ini sudah berada di wilayah Sulawesi Barat.

Mappalili

Dahulu, para pendeta Bugis Kuno yang dikenal dengan sebutan bissu melakukan ritual Mappalili untuk mengawali musim tanam padi di sawah. Upacara ini di lakukan oleh komunitas bissu yang ada di wilayah Kabupaten Bone, Pangkap, Soppeng, dan Wajo.

Accera Kalompoang

Accera Kalompoang adalah ritual persembahan suci kepada kebesaran kerajaan Gowa. Acara ini rutin diadakan setiap hari raya Idul Adha di Istana Balla Lompoa ri Gowa.

Mappadekko

Mappadekko juga merupakan salah satu tradisi unik nan ekstrim yang ada di Sulawesi Selatan. Tradisi ini dilakukan slot qris dengan aksi saling gebuk sesama warga menggunakan balok kayu dan batu kali. Acara ini di lakukan oleh masyarakat Golesong Takalar untuk mengungkapkan rasa syukur pasca panen.

Tradisi Adu Betis

Salah satu sumber penghasilan Indonesia adalah dari sektor pertanian sehingga masyarakat masing-masing daerah punya tradisi mensyukuri musim panen. Termasuk di Sulsel tepatnya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo, Bone. Tradisi seperti ini juga dilakukan di daerah Toraja yang dinamakan sisemba. Inti dari tradisi ini adalah para pemuda saling mengadu betis mereka. Meski terkesan anarkis, namun ini adalah cara mereka bersyukur atas panen yang didapat.

Rambu Solo

Rambu solo menjadi salah satu tradisi unik Indonesia yang paling terkenal dan menarik banyak wisatawan. Ini adalah upacara pemakaman adat di Tana Toraja sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal. Orang yang sudah wafat akan dianggap benar-benar meninggal ketika ia sudah menyelesaikan seluruh prosesi upacara Rambu Solo. Jika belum, maka orang tersebut masih dianggap hidup dan diperlakukan layaknya seseorang yang sedang sakit.

Ma’nene

Ini adalah tradisi unik yang ada di wilayah Toraja. Merupakan salah satu ritual yang cukup terkenal dikalangan wisatawan dan hanya dilakukan tiga tahun sekali. Untuk kalian yang belum tahu Ma’nene, ini adalah tradisi dimana jenazah yang sudah dimakamkan kemudian diambil kembali untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya. Jenazah-jenazah ini kemudian diberikan pakaian yang rapih dan formal layaknya manusia yang masih hidup. Untuk jenazah laki-laki dipakaikan jas sementara jenazah perempuan mengenakan gaun.

Sigajang Laleng Lipa

Dari seluruh daftar ini, tradisi sigajang laleng lipa adalah yang paling ekstrim dan mengerikan yang dilakukan aztec slot oleh suku Bugis. Sepertinya namanya yang dapat diartikan ‘saling tikam di dalam sarung’, tradisi ini kerap kali memakan korban jiwa. Ini merupakan tradisi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Namun sigajang laleng lipa baru baru akan dilakukan jika musyawarah tidak menemukan titik terang.

Dalam tradisi ini, perwakilan dari kedua belah pihak yang berselisih akan masuk ke dalam sarung. Masing-masing dari mereka akan dibekali dengan sebilah badik. Ketika badik telah dikeluarkan, maka pantang diselipkan lagi dipinggang sebelum menghujan tubuh lawan.

Uang Panai

Uang panai telah menjadi sebuah kewajiban yang merupakan bagian dari tradisi pernikahan di suku Bugis-Makassar. Uang panai bukanlah mahar, melainkan sejumlah uang yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki untuk membiayai pernikahan pihak perempuan. Sementara mahar adalah pemberian calon pengantin pria yang nantinya mutlak milik sang wanita ketika sah menjadi istri.